Tyas : "Zal, menurut kamu boleh gak sih seseorang menyerah dalam hidupnya?"
Rizal : "nyerah? nyerah kenapa? kamu mau nyerah?"
Tyas : "gak usah nanya balik, jawab aja kenapa"
Rizal : "jangan mulai ngomongin hal yang gak penting Yas"
Tyas : "apapun yang keluar dari mulut aku selalu gak penting buat kamu"
Rizal : "karena kamu belum siap buat ngomongin hal2 kaya gini. pertanyaan kamu itu sebatas ingin
tahu bukan ingin mengerti. kalau aku jawab pasti ujung2nya kamu gak sepaham. pasti kamu
bakal menyangkal. jadi gak ada jawaban yang bener kecuali yang keluar dari pikiran kamu sendiri.
kamu lagi kenapa sih?"
Tyas : "aku cape Zal"
Rizal : "cape kenapa? abis lari maraton? ya istirahat aja"
Tyas : "aku cape sayang sama kamu, karena aku gak tau dimana ujungnya"
Rizal : "aku gak pernah minta Yas dan kenapa sayang sama seseorang harus ada ujungnya?"
Tyas : "kamu pikir aku pernah minta buat sayang sama kamu? gak Zal sama sekali gak, kalau Tuhan
ngasih aku pilihan aku lebih memilih untuk benci sama kamu"
Rizal : "kok gitu? kamu nyesel kenal sama aku?"
Tyas : "aku gak tau, aku ini sayang sama kamu atau aku lagi bersikap bodoh. aku cuma cape Zal, aku
gak bisa ngadepin kamu terus"
Rizal : "memangnya aku kenapa?"
Tyas : "aku tau kamu pernah bilang bahwa keadaan kita sekarang karena aku yang melakukan
kesalahan. jadi sudah seharusnya aku menikmati dan memperbaiki semua kesalahan aku. kamu gak
tau Zal, seberapa sulit buat aku memperbaiki itu semua. aku hanya cape, gak tau harus berbuat apa
lagi."
Rizal : "kamu jangan lupa yas, aku pernah begitu memperjuangkan kamu. kamu pernah ngecewain aku
lebih dari 1 kali. tapi apa aku pernah mengeluh? aku menjalani semuanya sendiri, rasa sakit hati aku,
rasa kecewa aku, gak pernah mau aku bagi ke kamu. aku cuma mau ngasih kebahagiaan. kalau
terus sekarang aku gak bisa suka lagi sama kamu. apa harus aku berpura2 melakukan itu? kalau itu
bisa buat kamu puas oke aku bisa ngelakuin itu"
Tyas : "kamu tau berapa kali aku nyoba ngehindarin kamu? berkali2 aku berusaha ngejauh dari kamu.
tapi kenapa kamu selalu dan selalu datang lagi"
Rizal : "yas aku tau kamu sayang sama aku, aku tau kamu udah banyak ngelakuin kebaikan ke aku.
gak bisakah aku berbuat baik juga sama kamu? seegaknya yas, aku gak bisa sebaik kamu, tapi
minimal aku gak harus nyakitin kamu"
Tyas : "tapi, bisa kalau kamu sekarang lepasin aku? bukan karena aku mau pergi sama orang lain, tapi
karena aku belum bisa terus terikat sama kamu"
Rizal : "maksudnya apa lagi ni? ya silakan kalau kamu mau pergi jangan tanggung2, yang jauh sana.
gak usah kenal sama aku lagi. tapi pertanyaannya apa kamu bisa?"
"Tyas : "apa kamu gak dapet poin dari ini semua Zal? aku tau kamu cape ngadepin aku, aku tau kamu
gak bisa bales perasaan aku lagi, aku juga tau kamu mau punya pacar yang lain. tapi Zal, bisa gak
kalau kamu gak harus lari ke aku kalau kamu ada masalah? aku bukan malaikat Zal, atau setidaknya
Suri dalam film yang semalam aku tonton. aku gak bisa menyayangi kamu tanpa mengharap
balasan."
Rizal : ......
Tyas : "kamu tau persis Zal gimana sayangnya aku ke kamu, kamu juga tau aku gak bisa bilang gak
sama kamu. tapi kamu bener2 menikmati kebaikan aku seperti yang kamu bilang Zal, seolah itu
candu buat kamu. tapi di sisi lain kebaikan aku juga yang memberatkan langkah kamu. kamu gak
enak sama akulah, inilah itulah, tapi seolah2 kamu gak bisa kalau gak ada aku. atau jangan2 kamu
lagi manfaatin aku?"
Rizal : .....
Tyas : "jawab Zal jangan diem"
Rizalpun hanya diam seperti biasa, dan aku sudah terlalu muak dengan prinsipnya untuk diam. akupun tidak tahan lagi menahan air mataku tapi aku sudah berjanji untuk tidak menangisi Rizal lagi. akupun beranjak dari kursi ruang tamu rumah itu.
Rizal : "silakan Yas, silakan pergi, kalau itu yang kamu mau"
Tyas : "aku permisi Zal, selamat tinggal. terima kasih untuk semuanya. salam buat ibumu"
***
Tyas :
ini Zal. ini yang aku mau. entah seberapa sulit buatmu, tapi buatku sangat sulit. aku gak bisa terus tertawa dihadapan kamu, memenuhi semua permintaan kamu. ya aku sayang kamu Zal, tapi aku gak bisa terus bertahan. aku bukan orang yang tepat buatmu, dan kamu juga mungkin bukan orang yang tepat buatku. sebut aku pamrih, ya memang begitu. apa ada yang salah dari mengharapkan kasih sayangmu? anggap saja pertemuan kita tak pernah ada. buat aku membencimu Zal, buat aku sangat benci. aku akan pergi dari hidupmu, jangan pernah mencariku meski dalam keadaan tersulitmu sekalipun. tapi Zal, jangan pernah mencoba untuk memaksaku berhenti mendoakanmu.
***
Rizal :
kamu hanya gak tau Yas gimana perasaan aku yang sebenarnya. aku minta maaf Yas kalau ternyata kamu gak bahagia denganku, kalau ternyata kamu lebih banyak menangis untukku. aku akan melepaskanmu meski itu juga berat buatku. aku menyayangimu Yas meskipun gak sama kaya dulu, tapi hatiku juga sakit kalau kamu harus pergi dari hidupku. silakan pergi Yas, carilah kebahagiaanmu sendiri. aku gak mau membuat kamu lebih sedih lagi.
***
Fani :
U see? keduanya saling menyayangi hanya caranya aja yang beda. keduanya sama2 sakit hati juga karena alasan yang berbeda. yaaah lakukanlah semaumu, terlebih dari itu semua yang perlu dipikirkan adalah bagaimana caranya membuat diri sendiri bahagia. untuk apa membuat orang lain bahagia sementara diri sendiri terluka.
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^