Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati
Pagi ini Tita mendapat telepon dari Damar, tidak terlalu terdengar ceria. Sesekali terdengar tawa, kemudian diam lebih lama, masing-masing tidak tahu harus bicara apa. Tita hanya harus mengerti kenapa Damar berubah akhir-akhir ini, masalah Psikologis, katanya. Ya bisa apa? Tita buka seorang psikolog, hanya mampu membantu sebisanya. Tita menghela nafas. Dari samping kasurnya Tita menatap keluar, lirih dia berkata "Damar, cepat pulang".
Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiri
Beberapa hari ini Tita lebih sering berpikir ulang mengenai hubungannya dengan Damar. Bukan masalah siap atau tidak untuk berumah tangga dengan Damar, tapi bagi Tita tidak siap berbeda dengan ragu-ragu. Tita berusaha bersikap biasa pada Damar, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Tapi, dalam hatinya, Tita telah mati.
Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
Mencintai Damar sekian lama, dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun. Tita mencintai Damar, meski Damar lebih senang merahasiakan segalanya. Tita mengasihi Damar, meski Tita bukan satu-satunya kekasih Damar. Tita menyayangi Damar, meski entah bagaimana dengan Damar. Kadang Tita merasa lelah betul, dia tak ingin menuntut untuk dijadikan pacar Damar, tapi kata-kata Damar bahwa Tita adalah calon istrinya membuat Tita selalu siap untuk bangkit kembali. Meski lagi-lagi Tita tidak tahu pasti kata-kata Damar adalah kesungguhan atau hanya trik yang biasa Damar lakukan.
Hampamu takkan hilang semalam oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Ku percaya diri cintakulah yang sejati
Tita tidak pernah berani bertanya lebih jauh tentang posisinya bagi Damar. Sudah satu tahun lebih Damar menjalani hubungan dengan seorang wanita, mungkin tidak mudah bagi Damar melepas wanitanya. Tapi, Tita siap jika ia diminta pergi. Bagi Tita, kesakitannya tidak sebanding dengan kebahagian Damar. Sepertinya, Tita sungguh mencintai Damar.
Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
Suara Glenn Fredly terdengar lembut seperti biasanya sore itu, hujan yang turun perlahan seakan menjadi latar lagu yang sedang ia bawakan. Tita memeluk kedua lututnya, sambil masih menatap keluar dalam hati Tita berkata,
Damar, aku tidak pernah pergi.
Aku tidak ingin pergi.
Cepat pulang Damar, aku rindu.
Kau selalu meminta terus ku temani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi karena tak sanggup sendiri
Tita tersenyum, betapa lagu Malaikat Juga Tahu adalah lagu paling egois yang pernah ia dengar seumur hidupnya. Tapi, biarlah aku memang tahu bahwa Tita tidak sedang main-main dengan Damar. Bagi Tita, ia telah mengunci hatinya untuk Damar. Dalam malamnya, sebelum ia terpejam, di paginya, ketika ia membuka mata, ia hanya mengingat satu nama, Damar. Dan ia selalu memanjatkan do'a yang sama, agar Tuhan selalu membantu Damar dalam keadaan apapun.
Namun kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu
Tapi, biarlah, memang aku tahu bahwa Tita begitu selalu bangga akan Damar. Memang aku tahu betapa lemahnya ia dihadapan Damar. Aku yang paling tahu ketika ia sakit dan bahagia karena Damar. Aku duduk dihadapan Tita, dia menatap mataku langsung, meski aku tau yang dia lihat adalah fotonya bersama Damar. Ku ulurkan tanganku, ku usap air mata yang mengalir di pipinya, tidak terjadi apa-apa, ia tetap mengalir. Tapi, biar Tita, biarkan Damar dengan dunianya, ada aku yang selalu tahu.
Namun kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini ooh silakan kau adu
Malaikat juga tahu, malaikat juga tahu
Aku yang jadi juaranya
Ku rengkuh Tita dalam dekap sayap,
Biar Tita,
Biar hanya aku yang tahu.
-eF-
Kantor,
Pagi yang mendung
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^