Semalem (02/02/2012) aku chat sama sahabat aku Nunuy. Kita curhat”an, awalnya ngobrolin soal skripsinya Nunuy, tapi lama” malah jadi ngomongin orang :D Iya yang kita omongin adalah pacar kita. Ternyata keduanya mempunyai kesamaan yang cukup banyak.
Pertama, keduanya sama” tidak suka mempublikasikan hubungan. Kalau d FB ada link relationship, dua”nya sama” gak mau melakukan hal itu. Kalau pacar aku alesannya malu, kaya anak SD aja. Tapi gak tau apa alesan pacarnya Nunuy. Dan keduanya juga paling gak pernah mau mesra”an di dunia maya, bilang sayang atau cinta itu hampir gak pernah. Mungkin selalu ada alasan tersendiri untuk mereka, merasa bahwa hal” seperti itu tidaklah begitu penting. Tapi aku pernah baca salah satu status pacar aku, lupa tepatnya gimana tapi intinya adalah ‘bahwa biarkan kebahagiaan diantara kita itu gak perlu dibagi dengan orang lain. Karena pro dan kontra akan selalu terjadi’ mungkin dengan dipublikasikannya hubungan kita jadi mengganggu keromantisan dan kenyamanan diantara kita. Kadang memang reaksi dari orang” sekitar jadi terlalu berlebihan atau kekanak”an.
Kami berdua (aku dan Nunuy) sama” merasakan hal yang sama, bahwa kadang kami membutuhkan pengakuan. Pengakuan bahwa aku adalah kekasihnya, biar semua orang tau bahwa aku bahagia dan bangga bersamanya. Aku suka gak tahan pengen ganti Ava twitter atau PP facebook pake foto kita berdua. Tapi aku takut dia gak nyaman dengan ulah aku itu. Atau misalnya aku nge post ke wall nya dia. Pengen rasanya bilang sayang atau cinta gitu, tapi wall biasa aja suka di tanggapi dengan cuek. Bahkan menurut aku gak seramah seperti dia menanggapi wall” atau komen dari teman” perempuannya. Komen atau wall romantis kita (aku dan Nunuy) lebih sering ditanggapi dengan 1 kata yaitu “LEBAY” entah kenapa mereka begitu sama.
Tapi selesai chatting aku jadi kepikiran sesuatu. Pacar aku gak begitu sering sms aku, untuk sekedar ngabarin atau iseng smsn. Kalau chat pun seperlunya aja, gak pernah sengaja chat ngobrol ngalor ngidul gitu. Mungkin karena kita lebih sering ketemu, jadi bisa ngobrol langsung. Kadang ngobrol lewat chat atau sms itu bisa bikin salah paham karena tidak didukung oleh ekspresi dan intonasi.
Dia sedang mengajari aku untuk tidak manja.
Entah kenapa aku dapet kesimpulan seperti itu. Sepertinya kalau dia sering sms aku, pasti aku bakal uring”an kalau dia gak sms aku sebentar aja. Tapi karena dia gak sering sms aku, aku bahkan bisa lebih konsen sama kerjaan aku. Dia juga membiasakan aku untuk selalu berpositive thinking dengan segala aktivitasnya meskipun dia gak ngabarin aku. Pada awalnya aku sering ngerengek minta di perhatiin dsb nya. Tapi lama-lama aku terbiasa juga. Dia mungkin sedang membangun pondasi kepercayaan diantara kita. Meskipun gak smsn atau ngabarin, bukan berarti dia gak mikirin aku. Bukan berarti dia gak peduli sama aku, dia hanya percaya dan dia mau aku juga percaya sama dia.
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^