Pekerjaan bisa berarti banyak, ngepel, nyapu, ngorek kuping, ngerjain skripsi dll. Semuanya adalah pekerjaan, sesuatu yang bisa dikerjakan, sesuatu yang membutuhkan konsentrasi khusus untuk mengerjakannya. Tapi yang mau aku omongin disini adalah pekerjaan atau lebih ke profesi.
Meskipun aku pernah magang sebelumnya, tapi dunia bekerja yang sebenernya jauh berbeda. Ketika tenaga kita dibayar, maka kita bisa disebut profesional. Dalam artian, profesi atau pekerjaan kita dihargai, ada tarif tertentu untuk setiap profesi yang berbeda. Pekerjaan bisa menghasilkan barang atau jasa dan karena itulah kita pantas mendapatkan harga yang sesuai atas pekerjaan kita.
Tapi ada konsekuensi yang sebenernya tidak kita sadari. Bahwa saat kita dibayar oleh sebuah perusahaan atau dimana tempat kita bekerja. Maka sebagian hidup kita sudah menjadi milik perusahaan. Kenapa aku berpendapat seperti itu? Karena sejak awal sudah ada kontrak yang ditandatangani, dan kita wajib mengikuti kontrak dan peraturan yang ada diperusahaan. Maka kebebasan kita dalam menjalankan aktivitas kita sehari-hari bisa jadi terbatas. Misalnya ni aku harus masuk kantor jam 8 dan pulang jam 5 sore. Di kantorku khususnya, si bos lebih sering ada di lapangan. Mungkin kalau aku mau aku bisa saja datang diatas jam 8 dan pulang lebih cepat tanpa sepengetahuan si bos. Tapi, ada satu tanggung jawab yang melebihi dari sebuah kontrak atau izin seorang bos. Tanggung jawab kita pada Tuhan. Mau kalo kita disebut koruptor? Aku di bayar untuk bekerja 8 jam sehari dan 20 hari kerja selama sebulan. Kalau kita ngurang”n, berarti kita sudah korupsi, korupsi waktu.
Aku inget kata” aku saat interview “karena perusahaan membutuhkan saya dan saya juga membutuhkan pekerjaan di perusahaan Bapak, sudah pasti perusahaan akan memberikan yang terbaik untuk saya, dengan demikian saya juga akan memberikan yang terbaik juga untuk perusahaan” Minimal aku dateng tepat waktu, ngerjain kerjaan dengan cepat dan teliti. Kontribusi aku mungkin hanya sedikit untuk perusahaan, tapi kalau orang dengan profesi seperti aku banyak dan kebanyakan dari kami lalai dalam pekerjaan maka hal itu bisa merugikan perusahaan. Maka disini ada yang disebut profesionalitas, sejauh mana kita memegang komitmen yang telah kita tandatangani dan telah kita ucapkan sebelumnya.
Kadang kondisi tubuh kita gak selalu sehat. Tapi menurut aku, selama kita masih sanggup bekerja sebaiknya kita bekerja. Karena pekerjaan yang kita kerjakan bukanlah hanya untuk kepentingan diri sendiri, tapi juga ada kepentingan orang lain dan yang lebih luas lagi adalah kepentingan perusahaan. Jangan hanya karena kepentingan pribadi justru bisa merusak stabilitas kantor bahkan perusahaan. Oleh karena itu niatkan apapun pekerjaan yang kita lakukan adalah untuk beribadah. Rezeki yang kita terima (red. Gaji) itu datangnya dari Tuhan. Kalau kita enggan bekerja untuk manusia, maka bekerjalah untuk Tuhan. Jadikan setiap langkah dan setiap pekerjaan hanya mengharapkan ridho-Nya, supaya kita gak merasa kekurangan dan terlalu banyak ngeluh. Menanamkan rasa syukur dan Insya Alloh kita bisa mengatasi rasa bosan. Inilah loyalitas terhadap pekeraan.
*ahahah sok gaya banget ya aku nulis kaya gini? Tapi serius deh, sekalipun kita berwirausaha dan kita membayar diri kita sendiri istilahnya, bukan berarti kita bisa seenaknya, komitmen dan loyalitas terhadap pekerjaan kita itu penting. Karena kita gak bekerja sendirian”.
3 komentar
kerja dan loyalitas,
baca ini saat rancana mau out dari tempat kerja. jadi mikir lagi ....
:)
uwaaah nene..ini inspiratif banget..
sukaaaaaaaa
eheheh semoga bermanfaat dan jadi bahan pertimbangan di kemudian hari :D
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^