Ke Belanda Gratis, Mau? Part 1

Ternyata sudah lama juga gak nulis blog, di awal tahun ini (Maret masih awal tahun kan? heheh) aku mau berbagi pengalaman tentang perjuangan aku meraih beasiswa master. Di mulai akhir tahun 2017, aku mulai fokus cari beasiswa dan mempersiapkan segala sesuatunya. Selama satu bulan aku belajar untuk tes IELTS, karena menurutku syarat itulah yang paling mengganjal di bandingkan syarat yang lain. Kalau recommendation letter, motivation letter dan lain-lain bisa saku siapkan kapan saja, tapi IELTS kalau kata Dilan sih, berat.. hahaha.. Selain biaya tesnya yang lumayan mahal juga harus banyak latihan, mungkin next time aku ceritain pengalaman tes IELTS aku.

Awalnya aku tertarik untuk daftar short course di Wageningen, Netherlands. Aku pikir, siapa yang gak mau ke Eropa? gratis lagi, hahaha. Selain itu, dapat ilmu sesuai dengan bidang kepakaranku, tentang Integrated Pest Management and Food Safety. Di bulan Agustus 2017, aku daftar dulu ke Wageningen University and Research (WUR) untuk program short course yang aku mau. Baru dibulan September aku dapat Admission Letter bahwa aku diterima di program itu. Setelah sertifikat IELTS aku kantongin, aku langsung daftar beasiswa StuNed (http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa/stuned/stuned-short-courses). ketar ketir juga, dateline nya tutup tanggal 6 Januari 2018, sampai akhir Desember 2017 syarat belum selesai karena libur natal dan kesibukanku di kantor. Alhamdullillah, sebelum libur tahun baru bisa apply juga. Katanya akhir Februari pengumumannya, tapi Qadarullah pertengahan Februari sudah ada pengumuman.

Posisinya waktu itu aku pulang dinas dari Cianjur, hari Rabu 14 Februari 2018, di dalam mobil iseng buka e-mail. Langsung deg-degan karena ada e-mail dari StuNed. Aku udah mempersiapkan yang terburuk, mungkin gak keterima. Tapi, buru-buru istigfar, aku harus tetep husnudzon (a.k.a ngarep, hahah). Judulnya "StuNed Scholarship Programme 2018 Selection Outcome for Short Course". Bismillah, semoga lolos. Percaya gak percaya, keringet dingin sampai hampir nangis (tapi, gak nangis karena malu sama sopir, teknisi dan peneliti senior, hahaha). Aku baca e-mail nya berkali-kali, terutama di bagian ini "
Herewith we would like to inform you that you have been selected to receive the scholarship."

 

Setelah dapat e-mail itu, hari jumat aku langsung buat statement e-mail yang menyatakan bahwa aku bersedia mengikuti kursus  (yaiyalaaah) dan mendapat izin dari kantor. Alhamdullillah surat izin dari kantor bisa dibuat dalam 1 hari, dan Alhamdullillah juga aku sudah punya medical check up standard yang bisa di pakai untuk berbagai keperluan. Aku sampe kirim e-mail dua kali karena takut e-mail nya gak sampe.

Tapi, Alhamdullillah besoknya langsung dapat balasan.

 

Short course nya sendiri InshaaAllah akan dilaksanakan di Hof Van Wageningen, Netherlands. Jadi, persiapan pertama yang akan aku lakukan adalah membuat visa Schengen yang dijadwalkan bulan Mei nanti, InshaaAllah. Selebihnya, dengan tingkat kenorakan yang tinggi, tiap hari aku browsing tentang Netherlands dan Wageningen. Yang terpikir pertama adalah, ada waktu free gak yah? Siapa tau bisa jalan-jalan ke negara tetangga :p hahaha. Sebenarnya ini bukan kali pertama aku keluar negeri, bahkan sebelumnya aku pernah kursus di India selama 3 bulan. Tapi, ini kan ke Eropaaaa, Eropaaa gitu loh. Kenapa emang? Gak apa-apa sih, cita-cita aja dari dulu pengen ke Eropa, hehe.

Aku sampai gak ngeh, kalau pelaksanaan short course nya adalah dari 4 Juni sampai 22 Juni 2018, selama 3 minggu. InshaaAllah saat itu sedang Ramadhan dan akan berlebaran disana. Puasa di Netherlands saat summer kurang lebih 19 jam, hahaha luar biasa. Tapi, gak ada yang bisa mengalahkan semangat dan kegembiraanku. Bismillah, semoga semuanya lancar dan dimudahkan oleh Allah. Aamiin.