Episode Cinta (Part 5)

Dia seperti rintik hujan waktu gersang. Kehadiran dia di hidupku sangat menyegarkan. Saat aku butuh banyak perhatian, dengan tak sengaja ia hadir meneteskan sebuah semangat. Dia juga seperti pelangi, banyak warna yang sebenarnya seperti terlihat biasa. Tapi ia juga seperti matahari di langit malam. Pintar bersembunyi. Tak banyak orang tau bahwa sebenarnya ia tetap ada saat malam tiba, hanya saja berada di tempat lain hingga tak terlihat oleh kita.


Dia terlalu diam, seperti sebuah koin yang akan bergemerincing ketika ia jatuh. Dengan hanya melihatnya saja, aku mampu tersenyum. Hanya dengan mendengar suaranya saja, aku mampu merasa tenang. seperti sore itu, duduk berdua seperti biasa, ada cinta dimatamu, ada sayang yang membuatmu ragu padaku. engkau mencoba menyembunyikannya dibalik logikamu, tapi engkau tak bisa berbohong bahwa kau merindukanku. kau memang seperti pencuri yang pandai bersembunyi.



Ia seperti bintang di langit. Bukan karna indahnya. Tapi karna sulit di jangkau olehku. Dia hanya bisa ku tatap, meski kadang aku berbicara padanya, dia hanya akan mengedipkan cahayanya. Tak ada niat untuk mendekat, atau memperbolehkanku mendekat. Ingin menangis rasanya, mungkin ia hanya pantas dengan sebuah bintang juga. Bukan aku tidak pantas untuknya, ia hanya tidak mengenalku, bahwa sebenarnya aku pun adalah bintang. Bintang di siang hari, ada namun tak terlihat.



Dia seperti kue coklat. Mudah di sukai. Banyak digemari. Tapi ia meninggalkan rasa pahit di akhir kunyahan bagi yang tidak mengerti bahwa itulah sifat coklat. Tapi dia justru bisa bikin kecanduan buat orang” yang suka coklat. Akan selalu membutuhkan kehadirannya. Ia memang seperti coklat, mahal harganya, mahakarya agung Sang Penciptanya.



Dialah teka-teki. Seperti labirin. Terkadang jika aku salah langkah, maka hanyalah jalan buntu yang aku dapat. Tidak sedikit aku harus mengulang jalan dari awal lagi. Tapi berulang kali jalan buntu lagi. Aaaah ingin menangis rasanya. Tak ada yang bisa membantuku. Tapi aku masih punya keyakinan bahwa akan ada sebuah jalan keluar dari teka-teki ini. Dia bukan tidak bisa dipecahkan, hanya saja aku perlu berhati-hati memilih jalannya.



Aku sudah seperti istri tentara perang. Menanti responnya dengan penuh pengharapan. Akan kembali sehat, sakit atau bahkan pengharapan itu hanya akan mati sia”. sudah ada 12 garis di dinding, menandakan sudah 12 malam aku mengharap. semoga ini bukan pertanda perlahan-lahan aku sedang melepas tali ikatan. semoga ini tanda bahwa ia akan pulang, berat baginya memang, berat pula bagiku. semoga tali temali tak putus ditengah jalan. semoga saja.



Hubungan kami seperti 2 provider yang berbeda. Entah sinyalku yang terlalu lemah, atau ia yang selalu berada diluar jangkauan? Pesanku terlalu sering pending, bahkan kadang failed. Apa aku menyerah? Belum. Aku masih mencoba mengiriminya pesan. Sekalipun sampai, tapi tak ada balasan. kadang terseok mengikuti langkahnya, sepertinya ia juga cukup lelah harus terus berhenti dan menoleh kebelakang. hanya ada aku yang terengah-engah lemah. Tak apa, setidaknya aku sudah mencoba :)



Aaaaah Tuhan. Jika memang tidak boleh aku mendekat padanya. Buatlah aku jauh darinya. Buat aku lelah. Tapi Tuhan, jika memang masih ada kesempatan, meskipun kecil tolong tunjukan. Dimana itu? Dimana celahnya?

no image
Item Reviewed: Episode Cinta (Part 5) 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Emoticon? nyengir

Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^

Komentar Terbaru

Just load it!