Reverse (Part 1)

"ampun mas, jangan pukul aku lagi, aku minta maaf",
aku tidak bisa melawan lagi setelah setengah jam terakhir aku dipukuli.
aku bisa merasakan benar kepalaku berdenyut-denyut karena terbentur tembok.
mata kananku juga sulit terbuka karena pukulannya.
rasanya ingin muntah ketika aku juga harus menelan darah dari bibirku.

"dasar, perempuan. bisanya minta maaf, sekali-sekali elu itu harus dihajar biar ngerti"
ia menarik rambutku dan berteriak tepat di wajahku.

"awas lu kalau sekali lagi berani bohong sama gua", kemudian ia pergi meninggalkanku.
dengan tertatih aku mengunci pintu kamar kosku. malu rasanya pada tetangga lainnya, pada awalnya mereka peduli, lama kelamaan mereka tidak mau tau lagi. aku menatap wajahku di cermin, tak ada air mata seperti pertama kali. aku membasuh wajahku, mengompres beberapa bagian yang membiru. perih rasanya, sekujur tubuhkuh terasa ngilu.

aku memang berbohong padanya, aku tidak ingin dia datang ke kosanku. rasanya benar-benar lelah setelah seharian bekerja dan masih harus meladeninya bertengkar. tapi sayang tetangga kamarku tidak tau apa rencanaku. ia memberi tahunya bahwa aku ada di kamar dan aku tidak punya tempat bersembunyi.

lapar sekali rasanya perutku, tapi aku benar-benar lelah dan mengantuk. baru saja aku berbaring tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku dengan keras sekali. aku sudah tidak sanggup membuka mata apalagi untuk bangun dari tempat tidur, aku membiarkan orang diluar sana memanggil-manggil namaku. hingga tiba-tiba saja ada yang menarik-narik kakiku. entah bagaimana caranya ia masuk tapi aku bangun dengan enggan.

"Ra, sampai kapan kamu mau tidur? hari ini kan kerja. malem tidur jam berapa sih sampe susah banget bangunnya?"
"iya Ma, ini Rara bangun", ternyata mamaku yang mengguncang-guncang kakiku.

aaah sudah beberapa hari ini aku memimpikan orang yang sama. seorang pria yang entah siapa bahkan bertemu dengannya saja aku tidak pernah. mungkin dia seseorang dari masa laluku atau yang akan menjad masa depanku? memang ada hal semacam itu? ramalan lewat mimpi, entahlah aku tidak tau dan tidak mau tau. tidak melulu hal yang menyakitkan, kadang kami juga melewatkan hari yang menyenangkan. seperti nyata saja rasanya mimpiku tadi, ku sentuh beberapa bagian tubuhku dan yaaah memang hanya mimpi.

aku memilih setelan abu-abu hari ini, selain karena di luar hujan, rasanya hatiku tidak terlalu ceria. mimpi-mimpi ini cukup mengganggu, lelaki yang hampir setiap malam datang untuk menganiayaku dalam mimpi. tidurku menjadi tidak nyenyak, mulai ada ketakutan tersendiri menghadapi mimpi. aku menahan rasa kantuk dengan membaca buku atau menuliskan ide-ide untuk berbagai macam event. tidak jarang aku hanya tidur satu atau dua jam saja. aku tidak menyentuh sarapan yang mama buat, aku sama sekali tidak berselera makan.

"Rara, ngelamun aja lo! belum merah lampu merah nya lo udah nyelonong aja", aku terjaga dari lamunanku karena seseorang menarikku dari belakang. ternyata Lia, dia rekan sekantor ku. kami sama-sama bekerja disebuah event organizer, hanya saja kami berbeda divisi.

"Eh, sori Li gak konsen deh aku",
"Kenapa sih lo? kayanya udah beberapa hari ini ngelamun aja. kurang tidur ya lo? itu lingkaran mata udah gak karuan lagi bentuknya".
"yaah namanya juga tim kreatif, ya pasti selalu kurang tidur Li".
"hmmh iya sih, tapi gak usah pake ngelamun bisa kan?"
aku hanya tersenyum kecut.
"eeh uda merah tuh Ra, yuk nyebrang", Lia menarik tanganku dan kami bergegas menyebrang.

"duuh sekarang musim udah makin gak jelas, kadang ujan, kadang panas. giliran gak bawa payung eeeh ujan, giliran bawa payung panas banget. eeh Ra, lo tau kan katanya ada karyawan baru ya, di divisi lo Ra"

"aah masa? aku gak tau Li"

"aah payah, masa gak tau? katanya cowo Ra, ya ampuuun mudah-mudahan ganteng ya. sumpah deh kantor kita itu kekurangan cowok ganteng, ya ga sih Ra? Ra, Rara, elooo please deh jangan ngelamun terus"

"eh heeh Li, iya juga ya"

"apa yang iya? emang gue ngomong apa tadi?

"apa ya? hehe aku gak tau"

"payah lo ah"

Lia pun keluar terlebih dahulu dari dalam lift. suasana hati dan kesehatan yang menurun sepertinya membuatku kehilangan konsentrasi. padahal hari ini aku harus persentasi didepan klien.

"aah, aduuuh berantakan deh, hati-hati donk kalau jalan", aku sangat kesal karena seseorang menabrakku hingga berkas-berkas yang aku bawa berserakan dimana-mana.

"aduuh maaf mbak ga sengaja, sini saya bantu", lelaki itupun membantuku mengumpulkan berkas-berkas milikku. "maaf ya mbak", sekali lagi ia minta maaf sambil menyerahkan berkasku yang ia kumpulkan.

"gak apa-apa", aku sama sekali tidak melihat wajah lelaki itu. aku hanya mengambil berkas ditangannya dan kemudian pergi. aku kemudian tersadar mungkin akulah yang salah karena pikiranku melayang kemana-mana hingga tidak menyadari ada orang dihadapanku. akupun harus membereskan kembali berkas pekerjaanku karena semuanya menjadi tidak berurutan. tapi tiba-tiba ada selembar kertas berwarna kuning dan bertuliskan "Rara, bangun!!". apa maksudnya? siapa yang menyelipkan lembaran kertas ini? rasanya ketika tadi pagi aku bereskan berkasku, aku tidak menemukan catatan semacam ini. apa mungkin kertas ini berasal dari lelaki tadi? tapi sepertinya kami tidak saling mengenal, karena semua orang di kantor memanggilku Rara.

"Ra, dipanggil bos tuh, bentar lagi rapatnya mulai", Lia memberitahu bahwa aku sudah ditunggu.

"oh oke, thanks", dengan cepat aku membawa berkas-berkas dan meninggalkan kertas aneh tadi.

sesampainya diruang rapat aku melihat seseorang yang tidak aku kenal, tapi sepertinya familiar. melihat wajah bingungku bos pun memperkenalkan lelaki itu.

"oh Ra, kenalin ini Jimmy, dia bakal ikut proyek kita. dia juga baru masuk hari ini"

"hai Ra, kenalin Jimmy"

"hai Jimmy, lets work together", kami pun bersalaman dan mulai menyiapkan bahan persentasi kami. aku agak bingung, bagaimana cara aku bekerjasama dengan orang yang belum pernah aku temui sebelumnya. apa dia tidak akan menyulitkan pekerjaan ini? apa dia akan sepakat dengan konsep yang aku buat? aah semoga akan baik-baik saja.

"yuk kita mulai saja, silakan Rara, persentasikan konsep yang kamu buat"

akupun berdiri dan mulai mempersentasikan konsep yang aku buat. baru berjalan lima menit tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

"yaa silakan masuk, saya kira terlambatnya mau lama, ayo masuk baru mulai lima menit", bos ku mempersilakan orang tersebut masuk.

Bersambung..


no image
Item Reviewed: Reverse (Part 1) 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Emoticon? nyengir

Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^

Komentar Terbaru

Just load it!