Episode Cinta (Part 1 : Tenggelam atau Menyelam)

Sore itu kami duduk berdua di ruang tamu rumahnya. Hujan diluar memberi kesejukan di ruang sore ini. Aku menatap matanya dalam-dalam. Aku mencari sesuatu disana. Tapi ia begitu pandai menyembunyikannya. Bukan tidak bisa aku bertanya, dan pasti ia akan mampu menjawabnya. Tapi melalui matanya, aku ingin matanya yang bicara.
***

Ia bercerita tetang banyak hal. Terlihat membosankan mendengarnya bicara, dengan nada yang datar dan ekspresi yang begitu” saja. Tapi entah kenapa aku seperti terbius untuk mendengar celotehnya. Dalam ceritanya, dalam paparannya ada banyak hal yang sedang ia ajarkan padaku. Tentang nilai-nilai kehidupan dan yang terpenting adalah tentang dirinya.  Dalam sebuah catatannya untukku ada sebaris kalimat “aku bak samudra yang akan terlihat keindahannya jika ia menyelaminya”. Sore itu aku yang tidak bisa berenang sedang belajar mengecipakkan kaki di samuderanya. Masih sangat jauh untuk mencapai dasarnya. Menemukan berbagai macam keindahan karang dan hal lain yang ada di dalamnya. Terlalu dini jika aku berbangga bisa meyentuh permukaannya.

Aku menatapnya lekat-lekat tepat dikedua matanya. Disanalah ada samudera yang ia maksud. Begitu dalam dan ada sesuatu yang kelam. Kadang aku terlalu takut untuk terus melanjutkan perjalanan ini. Akankah aku siap menghadapi apa yang akan aku temui? Tapi tenangnya samudera ini menguatkan hatiku, menghilangkan kekhawatiran dan kegundahan. Bahwa aku akan baik-baik saja, bahwa didalanya tidak ada bahaya. Aku hanya harus waspada. Aku hanya belum bisa meyelaminya, butuh waktu itu pasti. Aku tidak mau terburu-buru, tapi aku juga tidak mau terus menikmati keindahan permukaannya. Karena aku tau aku akan menemukan sesuatu yang lebih indah di dalamnya.

Aku ingat kata temanku “yang pasti ia menyayangimu”. Tapi benarkah itu? Lagi-lagi aku menatap matanya, aku mencarinya. Ia tidaklah sering mengatakan, aku menyayangimu, aku mencintaimu. Ia hanya selalu berpesan “bukan kata, tapi rasa”. Ia bisa saja terus mengatakan kata” tersebut, tapi kalau bukan itu yang aku rasakan untuk apa? Aku pernah menanyakan bagaimana sebenarnya hubungan ini? Ia malah balik bertanya “apa yang kamu rasakan?”. Awalnya aku tidak mengerti, tapi sekarang aku tau, apa yang aku rasakan terhadapnya itulah yang sedang ia berikan padaku. Rasa nyaman, rasa bahagia, rasa sayang yang tak perlu diucapkan, hanya perlu dirasakan.

Aku tergugu saat mengetahui benar bahwa logika akan mengalahkan rasa dalam hal bernama cinta. Apa yang ada dibenaknya? Ketika aku memutuskan untuk menerimanya, disanalah aku tau benar aku menyayanginya. Aku berusaha membersihkan diri dari bayang masa lalu. Aku terseok mengikuti langkahnya. Aku beradaptasi secepat aku bisa. Lihat aku, aku melakukan ini untukmu. Aku melakukan ini untuk kebahagiaanku. Aku tidak malu mengiba padamu, meski kau bilang itu tak ada harga diri untukku. Aku ingin berteriak dihadapanmu, LIHAT, LIHAT AKU, AKU MEMILIHMU, BUKAN MEMILIHNYA. mengapa? Mengapa kau harus terus bertanya? Biarkan aku bangga dengan pilihanku, biarkan aku terlena dengan inginku. Biarkan aku terus terpesona olehmu. Hentikan, hentikan semua prasangka ini. Tak bisakah hanya ada aku dan kamu? Kita berdua. Dan hujan sore itu membuat samudera beriak perlahan.


Ditepi tebing aku berdiri.
Menatap luasnya samudera cinta.
Aku memutuskan untuk jatuh kedalamnya.
Tenggelam atau menyelam.
Episode Cinta (Part 1 : Tenggelam atau Menyelam)
Item Reviewed: Episode Cinta (Part 1 : Tenggelam atau Menyelam) 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Emoticon? nyengir

Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^

Komentar Terbaru

Just load it!