Long Distance Relationship (LDR) Part 1

aku pernah ngalamin LDR, dua kali, meskipun gak beda pulau cuma beda kota aja, yang satu di Jogja yang satu di Jakarta. eh tapi bukan selingkuh yah, beda orang dan beda waktu juga :D akhir-akhir ini ada beberapa temen yang putus karena LDR, ada juga yang putus nyambung sampe pusing liatnya. aku juga putus sama mereka, tapi serius bukan karena aku gak sanggup LDR. sama sekali bukan, ada hal lain yang memang lebih penting dari sekedar jarak yang memisahkan.

ada 1 hal yang aku sama sekali gak ngerti. ketika seseorang yang LDR putus hanya karena alasan udah gak sanggup, sementara mereka bisa melewati tahun pertama, kedua, ketiga atau bahkan keempat,  dst kemana hilangnya kesanggupan mereka selama ini? perasaan gak sanggup, harusnya sudah ada di bulan2 pertama pacaran, kalau mau berusaha untuk bertahan jangan jadi tanggung2 bulatkan tekad, kuatkan niat. Berpikir, aah mungkin ini penyesuaian, aah mungkin belum biasa, jangan pernah mencoba sesuatu yang kamu rasa ragu2 untuk menjalaninya, apalagi kamu udah tau apa resikonya. kalau kamu merasa bisa padahal kamu gak bisa, gak akan ada yang terjadi kecuali keterpaksaan semata. hanya diri kita sendiri yang tau sejauh mana kemampuan kita untuk bertahan dalam suatu situasi tertentu.

dan entah kenapa aku lebih bingung lagi sama orang yang ngerasa dirinya paling menderita ketika menjalani lDR. hey kamu lupa? siapa yang memutuskan untuk menjalani ini? apa hanya aku? apa hanya kamu? kamu pasti memang lupa, ketika itu kita sama-sama bilang, iya ayok kita jalani LDR. KITA, bukan aku atau kamu. jadi waktu kamu kangen aku, aku juga sama. waktu kamu khawatir sama aku, aku juga sama. waktu kamu cemburu, aku juga sama. waktu kamu ingin selingkuh, aku juga sama. kita sama, hanya kita gak tau siapa yang lebih kuat diantara kita. iya untuk memegang komitmen dan bukan mementingkan kepentingan sendiri. bukan untuk mengobati luka hati yang kita rasa itu membuat kita menderita. itu gak lebih dari nafsu, gak lebih dari rasa egois, yang seharusnya bisa kita kendalikan yang alangkah lebih baiknya kita bicarakan sama pasangan. semenyakitkan apapun itu, jujur selalu lebih baik. kalau udah gak kuat, kalau ada orang lain, kenapa sih gak bilang aja? kenapa harus nunggu sampe selingkuh? diselingkuhin gak mau, tapi nyelingkuhin jago banget !! kenapa harus nunggu pasangan cape ngertiin kita? kenapa harus menyembunyikan sesuatu yang akhirnya bakal ketauan juga? jangan pernah menyalahkan kondisi, kondisi, situasi dll kita sendiri yang ngebuat. mereka benda mati, bahkan imajiner.

LDR bukan tentang seberapa jauh jarak aku dan kamu terpisah. tapi serius deh, bahkan orang yang tinggal dalam satu kota, yang bisa ketemu dalam waktu tempuh 1 atau 2 jam aja masih bisa di sebut LDR. kenapa? karena LDR tentang hati. seseorang bisa menjadi begitu berjauhan kalau udah sama2 gak punya perasaan, padahal mereka berdekatan. apalagi kalau memang tinggal berjauhan, kenapa masih harus di dramatisir dengan melabeli hubungan kita dengan kata JARAK?? that's not it.

duh, aku juga pernah diselingkuhin waktu dulu LDR. bukan cuma sekali. aku bisa memaafkan, aku bisa terima, bukan karena aku bodoh atau apa, tapi karena aku juga mengerti apa yang dia rasain. memang hubungan yang namanya pacaran gak punya aturan, aturan adanya dalam pernikahan. seseorang berhak menentukan jalan hidupnya, mau jadi tukang selingkuh atau apalah ya silakan. hanya 1 hal yang perlu kita inget, hiduplah sebaik-baiknya, kalau bisa jangan menyakiti perasaan orang lain. bukan karena berjauhan tindakan kita gak bisa ketauan pasangan, tapi apapun yang kita lakukan, selalu ada Tuhan yang mengawasi dan menyampaikan itu semua ke pasangan kita lewat firasat2 yang akhirnya akan di dukung bukti2 di lapangan (etdah apa banget gue).

siapapun gak berhak atas hidup atau keputusan seseorang untuk memilih jalan mana yang akan dia tempuh. orang lain hanya bertugas mengingatkan atau memberi saran, semua keputusan akan kembali ke diri kita. kalau merasa dewasa, kalau katanya sudah akhil balig pasti sudah tau harus bersikap seperti apa, harus tau memilih jalan yang mana. bukan salah, karena gak ada yang bisa mendefinisikan sesuatu itu salah atau benar, setiap orang punya persepsi masing-masing. kita hanya perlu saling menghargai dan menempatkan diri jadi orang lain. hmmmh banyak yang pengen di share sebenernya, tapi segini dulu ya, lagi kerja ceritanya. eh??

hati-hati, hati-hati, hati-hati sama hati.
no image
Item Reviewed: Long Distance Relationship (LDR) Part 1 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Emoticon? nyengir

Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^

Komentar Terbaru

Just load it!